Senin, 20 Mei 2019

Dasprotan sesi UAS (bagian Hama)


Dasar Proteksi Tanaman sesi UAS (bagian Hama)
-      Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
o   Dalam budidaya pertanian, kita sering menghadapi masalah akibat adanya OPT yang apabila tidak diatasi dapat menurunkan hasil pertanian baik dalam segi kualitas maupun kuantitas
o   OPT – pests : hewan, gulma, pathogen penyebab penyakit
-      Pengertian hama tanaman
o   Hewan pengganggu tanaman : semua hewan yg merusak/ mengganggu tanaman/ hasilnya
o   Hama tanaman : semua hewan yg merusak/ mengganggu tanaman/ hasilnya karena aktivitas hidupnya sehingga menimbulkan kerugian secara ekonomi
-      Contoh kasus hama di Indonesia
o   Sebelum 1960 : hama penggerek batang padi putih di Pantura Jawa
o   1970 – 1980, awal 1990: hawa wereng coklat di pertanaman padi
o   Tiap taun : hama tikus
o   Akhir 1980 : hama kutu loncat
o   Akhir 1990 : hama pengorok daun
o   Hama ulat bawang dan ulat kubis -> penggunaan pestisida yg intensif
-      Istilah penting
o   Ambang ekonomi (AE) – Economic threshold (ET)
§  Tingkat populasi hama ketika biaya engendalian = kehilangan hasil yg bisa diselamatkan
o   Tingkat kerusakan ekonomis (TKE) – Economic injury level (EIL)
§  Tingkat populasi hama yg secara ekonomis merugikan sehingga perlu dikendalikan
o   Posisi keseimbangan (PK) – Equilibrium position (EP)
§  Garis yg menunjukkan rata-rata dari suatu populasi organisme pengganggu yg berfluktuasi
-      Timbulnya hama (Stern et al. 1959)
o   Perubahan lingungan asli
§  Abad 19, kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata (Coleoptera, Coccinelidae) di Colorado, Amerika
§  Hidup pd solanaceae liar
§  Imigran eropa membuka lahan kentang, solanaceae liar berkurang, serangga pindah ke tanaman kentang, terjadi ledakan populasi, menjadi hama
§  Kejadian serupa juga terjadi di Indonesia, ketika para petani transmigran mulai membuka lahan baru di daerah transmigrasi
o   Masuknya spesies OPT baru
§  Icerya purchase (Homoptera, Margarodidae) masuk ke Amerika dari Australia
§  Makanan berlimpak pada tanaman jeruk, musuh alami tidak ada, maka populasi serangga meningkat dan menjadi hama penting pada jeruk
§  Introduksi predator Rodolia cardinalis (Coleoptera, Coccinellidae) dan lalat parasitoid Cryptochaetum iceryae (Diptera, Tachinidae) u/ mengendalikan hama ini menjadi contoh sukses pengendalian hayati klasik
§  Kejadian serupa di Indonesia adalah masuknya hamaa kutu loncat lamtoro Heteropsylla cubana (Homoptera, Psyllidae) di akhir 1980. Hama ini menyerang tanaman lamtoro gung yg ditanam sebagai tanaman pelindung dan reboisasi. u/ mengendalikan hama ini pada 1990 yaitu mengintroduksi musuh alaminya kumbang predator Curinus coeruleus (Coleoptera, Coccinelidae) dari Hawaii dan parasitoid Psyllaephagus yaseeni (Hymenoptera, Encyrtidae) dari Thailand
o   Perubahan toleransi manusia terhadap kerusakan tanaman
§  Di Amerika, ada serangga Lygus Hesperus (Hemiptera, Miridae) yg biasa hidup pd tanaman buncis, tetapi petani tidak mengendalikan hama ini karena konsumen tetap mau membeli buncis yg terserang hama ini
§  Awal 1900, didirikan pabrik pengalengan buncis, dan ternyara bekas tusukan hama ini meninggalkan bekas berwarna hitam ketika buncis diolah, sehingga pabrik tidak mau membeli buncis dari petani bila ada serangan hama kepik, akhirnya petani melakukan pengendalian hama
§  Beringin yg tadinya hidup hanya sbg tanaman peneduh yg rindang, kemudian ditanam sebagai tanaman hias (bonsai)
§  Sebagian konsumen kita masih bisa menerima tongkol jagung yg terserang penggerek tongkol Helicoverpa armigera (Lepidoptera, Noctuidae) sbg komoditi ekspor/ yg dijual di dept store, serangan serangga ini tidak bisa ditolerir
§  Sebagian konsumen kita masih bisa menerima pisang yg tidak mulus akibat serangan Nacoleia octasema (Lepidoptera, Pyralidae) u/ komoditi ekspor konsumen menuntut pisang yg mulus shg serangan serangga ini tidak bisa ditolerir
-      Penyebab timbulnya hama (Pimentel 1982)
o   Pertanaman monokultur
o   Masuknya tanaman baru
o   Masuknya spesies hama baru
o   Perbedaan iklim
o   Akibat pemuliaan tanaman
o   Adanya keragaman genetic
o   Jarak tanam
o   Kesinambungan penanaman
o   Unsur hara
o   Masa tanam yg sesuai dgn perkembangan hama
o   Hubungan hama-tanaman
o   Penggunaan pestisida
-      Efek negative penggunaan pestisida
o   Resistensi hama terhadap insektisida
§  Keragaman genetic serangga tinggi
§  Ada yg rentan ada yg tahan
§  Disemprot yg rentan (sebagian besar) mati, yg tahan tetap hidup
§  Yg hidup akan berkembang menjadi individu yg resisten thd insektisida
§  Terus berulang, semakin tahan
o   Riserjensi hama
§  Setelah aplikasi insektisida terjadi ledakan populasi melebihi populasi awal
§  Insektisida membunuh musuh sebagian besar musuh alami
§  Perkembangan hama lebih cepat dari musuh alaminya
§  Musuh alami yg tersisa tidak bisa mengendalikan hama, terjadi peledakan populasi melebihi populasi awalnya
o   Munculnya hama sekunder
§  Selain hama utama dan musuh alaminya, ada serangga fitofag lain dan juga musuh alaminya
§  Insektisida membunuh hama sasaran, mushu alami, sebagian fitofag lain (hama sekunder) dan musuh alaminya
§  Perkembangan serangga fitofag lebih cepat dari musuh alaminya
§  Musuh alami yg tersisa tidak bisa mengendalikan populasi hama sekunder, terjadi ledakan populasi menjadi hama utama
-      Hewan yg menjadi OPT
o   Serangga - Insecta
o   Tungau - Acarina
o   Mamalia – Rodentia
o   Aves
o   Molusca
-      Serangga sbg hama tanaman
o   72% dari semua hewan, 51% dari semua hewan dan tumbuhan
o   Ukurannya kecil
o   Keragaman genetic tinggi
o   Perkembangbiakan cepat
o   Keperidian tinggi
o   Kisaran tempat hidupnya luas
o   Kisaran inang (makanannya) luas
o   Jumlah spesies banyak
-      Serangga
o   Filum Arthropoda : tubuh beruas”
o   Kelas hexapoda (insect) : berkaki enam
o   Mempunyai kerangka luar (integument)
o   Tubuh dibagi 3 bagian : kepala, toraks, abdomen
o   Bagian dalam tubuh merupakan rongga yg digenangi darah (hemolimf)
-      Dinding tubuh serangga – Integumen
o   Terdiri dari
§  Membrane dasar
§  Epidermis/ hypodermis
§  Kutikula : endokutikulas, eksokutikula, epikutikula
o   Endokutikula dan eksokutikula berkitin; epikutikula tidak berkitin tapi berlilin
o   Integument keras proses sklerotisasi terutama pada eksokutikula
o   Integument tempat melekat otot, indra, kelenjar, kadang ada duri
o   Rambut  sel rambut, ujung syaraf, kelenjar racun
-      Bentuk umum serangga
o   Tubuh dibagi menjadi 3 bagian (tagmata)
§  Kepala
·         Sepasang mata faset (mata majemuk) dan mata tunggal (oselus)
·         Sepasang antena beruas dan bentuknya beragam
·         Alat mulut : labrum, mandible, maksila, dan labium
§  Toraks
·         Terdiri dari 3 ruas : protoraks, mesotoraks, metatoraks
·         Pada toraks terdapat
o   3 pasang tungkai (1 pasang pada tiap ruas) – beruas” : koksa, trochanter, femur, tibia, tarsus
o   Sayap (hanya pada imago) – umumnya 2 pasang di mesotoraks dan metatoraks, pada Diptera hanya 1 pasang di mesotoraks
§  Abdomen
·         Beruas”
·         Pada ujung posterior imago betina banyak yg mempunyai ovipositor (alat u/ meletakkan telur) yg berkembang
-      Alat mulut serangga
o   Posisi alat mulut thd kepala
§  Tegak lurus – Hypognath
§  Ke arah depan – Prognath
§  Ke arah belakang – Opistognath
o   Bagian mulut menggigit mengunyah – labrum, mandible 2, maksila 2, labium, palpus maksila 2, palpus labium 2
o   Bagian mulut menusuk menghisap – labrum, stilet mandible 2, stilet maksila 2, rostrum
-      Tipe alat mulut serangga perusak tanaman
o   Menggigit mengunyah/ mandibulata – belalang, kumbang, ulat
o   Menusuk menghisap/ haustelata – kepik, wereng, kutu tanaman
o   Meraut menghisap - thrips
o   Mengait menghisap – larva lalat
o   Menijilat menghisap - lalat
o   Menghisap – ngengat dan kupu”
o   Kombinasi – lebah madu
-      Gejala serangan sangat berhubungan dengan tipe alat mulut
o   Mandibulata – daun sobek, daun berlubang, lubang gerekan pada batang dan buah, korokan pada daun
o   Haustelata – bekas tusukan, pucuk menjadi keriting, daun mengerut, terjadi puru/gall
-      Perkembangan serangga
o   Secara umum : telur – pradewasa – dewasa/ imago
o   Mengalami ganti kulit
o   Mengalami metamorphosis
§  Metamorphosis sempurna - holometabola
§  Metamorphosis bertahap - paurometabola
§  Tanpa metamorphosis – ametabola
·         Tidak ada perbedaan bentuk srangga pradewasa dan dewasa, yang beda cuma ukuran dan kematangan alat reproduksi
·         Pradewasanya gaiad
·         Kutu buku (Thysanura)
§  Metamorphosis tidak lengkap – hemimetabola
·         Bentuk serangga pradewasa dan dewasa berbeda, tapi tidak melewati fase tidak aktif
·         Pradewasanya naiad
·         Capung (Odonata)
§  Metamorphosis bentuk antara paurometabola-holometabola
·         Seperti paurometabola, tapi satu/ dua instar terakhir pradewasanya tidak aktif
·         Pradewasa aktifnya nimfa, yg tidak aktifnya pupa
·         Trips (Thysanoptera) dan beberapa kutu tanaman (Homoptera)
§  Hipermetamorfosis
·         Seperti holometabola, tapi instar”nya mempunyai bentuk yg beda
·         Pradewasa aktif larva, yg tidak aktif pupa
·         Larva serangga parasite (Hymenoptera)
o   Telur
§  Bentuknya bermacam’ : bulat seperti bola, lonjong, bulat pipih, bulat panjang, bertangkai
§  Cara diletakannya berbeda’ : terpisah satu”, berkelompok, dlm paket, ditutupi rambut”
§  Tempat diletakkannya berbeda” : pada permukaan tanaman, dimasukkan dalam jaringan tanaman, dalam tanah, di permukaan air, dalam air dalam tubuh inang
o   Larva
§  Bentuk bermacam’, sangat berbeda dari imagonya
·         Ulat – eruciform
·         Lundi – scarabeform
·         Tempayak (belatung) – vermiform
§  Tempat hidup sangat beragam, biasanya berbeda dari imagonya
§  Cara hidupnya beragam
·         Herbivor/ fitofag – hama
·         Carvinor – predator, parasite
·         Saprofag – pengurai
o   Pupa
§  Ada 3 tipe pupa
·         Obteka – embelan (bakal sayap, bakal tungkai, dll) menyatu dgn tubuh ~ kupu”, ngengat
·         Eksarata – embelan” lepas ~ kumbang, tabuhan
·         Koarkata – pupa dalam bekas kulit larva instar terakhir ~ lalat
§  Pupa dapat terbentuk
·         Dalam kokon/ rumah kepompong
·         Tanpa kokon
·         Dalam puparium
o   Nimfa
§  Bentuk mirip dgn imago, tapi sayap dan alat repro belum berkembang
§  Tempat hidup dan cara hidupnya sama dgn imago
o   Serangga dewasa/ imago
§  Scr morfologis, bentuknya bermacam’ : kupu”, ngengat, kumbang, lalat
§  Umumnya bersayap 2 pasang, yg terletak pada mesotoraks dan metatoraks ; belalang, kepik, wereng, kupu”, ngengat, kumbang, tabuhan
§  Ada yg bersayap 1 pasang : lalat, nyamuk
§  Ada yg tak bersayap : beberapa jenis kutu tanaman
§  Alat reproduksinya sudah berkembang : betina mempunyai alat peletakan telur (ovipositor) yg besar
-      Ordo Orthoptera (Belalang)
o   Ciri :
§  sayap 2 pasang; sayap depan agak menebal seperti kulit, disebut tegmina; sayap belakang selaput, lebar dengan banyak pembuluh sayap, dilipat seperti kipas
§  alat mulut tipe menggigit-mengunyah, posisi hypognathus
§  sepasang mata majemuk, ada oseli
  • Famili
    • Acrididae : belalang kayu, Valanga nigricornis
    • Tettigoniidae : belalang pedang, Sexava nubila
    • Gryllidae : jangkrik, Gryllus spp.
    • Gryllotalpidae : orong", Gryllotalpa sp.
·  Ordo Mantodea (Belalang sembah)
  • Ciri :
    • umumnya sama dengan ordo Orthoptera sehingga kadang dimasukkan dalam satu  famili dari ordo tersebut
    • protoraks sangat memanjang dan dapat digerakkan
    • koksa tungkai depan panjang dan dapat bergerak, femur dan tibia depan bergerigi
    • kepala berbentuk segitiga dan dapat bergerak bebas
  • Famili
    • Mantidae
·  Ordo Isoptera (Rayap, Laron)
  • Ciri :
    • sayap 2 pasang; sayap depandan belakang mempunyai tekstur, bentuk dan ukuran yang sama
    • alat mulut tipe menggigit-mengunyah, posisi prognathus
    • antena moniliform
    • metamorfosis: paurometabola
  • Serangga eusosial dengan kasta" yang mempunyai fungsi berbeda dalam koloninya : ratu, raja, pekerja, prajurit, dan kasta reproduktif
  • Famili
    • Termitidae : Eutermes sp., Macrotermes sp.
    • Rhinotermitidae : Coptotermes sp.
·  Ordo Thysanoptera (Thrips)
  • Ciri :
    • sayap 2 pasang dan berumbai/ berenda
    • alat mulut tipe meraut-menghisap; bentuknya asimetris, mandibel kiri ada, mandibel kanan tereduksi
    • antena pendek
    • metamorfosis : peralihan antara paurometabola dan holometabola
    • tubuh : ramping, warna imago bervariasi, ukuran 0,5-2mm
    • tungkai pendek, ujung tarsus menggelembung
  • Famili
    • Thripidae (subordo Terebrantia) : Thrips tabaciThrips palmi
·  Ordo Hemiptera (Kutu tanaman, Wereng)
  • subordo : Sternorrhyncha, Auchenorrhyncha, dan Heteroptera
  • Ciri :
    • sayap 2 pasang; sayap depan menebal atau selaput (Sternorrhyncha dan Auchenorrhyncha) atau setengah bagian sayap mengalami penebalan, disebut hemilitron (Heteroptera), sayap belakang selaput
    • alat mulut tipe menusuk-menghisap : sebuah rostrum, sepasang stilet mandibel, sepasang stilek maksila, dan labrum kecil ; posisi opisthognathus (Sternorrhyncha dan Auchenorrhyncha) atau prognathus (Heteroptera)
    • antena filiform atau stilate
    • metamorfosis : paurometabola
    • banyak yang menghasilkan embun madu
    • banyak yang dapat menjadi vektor virus tanaman
  • Subordo Sternorrhyncha (Kutu tanaman) - Famili
    • Psyllidae : kutu loncat, Heteropsilla cubana
    • Aleyrodidiae : kutu kebul, Bemisia tabaci
    • Aphididae : kutu daun, Aphis gossypii
    • Coccidae : kutu tempurung, Coccus viridis
  • Subordo Auchenorrhyncha (Wereng) - Famili
    • Cicadellidae : wereng daun hijau, Nephotetix virescens
    • Delphacidae : wereng batang coklat, Nilaparvata lugens
· 
Ordo Hemiptera
  • Subordo Heteroptera (Kepik)
    • Ciri :
      • sayap 2 pasang; sayap depan setengah bagian sayap mengalami penebalan, hemilitron (Heteroptera), sayap belakang selaput
      • alat mulut tipe menusuk-menghisap ; sebuah rostrum (modifikasi dari labium), sepasang stilet mandibel, sepasang stilet maksila, dan labrum berukuran kecil;  posisi prognathus
      • antena filiform
      • metamorfosis : paurometabola
    • Famili : 
      • Pentatomidae : kepik hijau, Nezara viridula
      • Miridae : kepik mirid, Helopeltis spp.
      • Alydidae : kepik penghisap kedelai, Riptortus linearis
      • Coreidae : kepik, Anoplocnemis sp.
      • Raduviidae : kepik predator, Sycanus sp.
      •  
·  Ordo Coleoptera (Kumbang)
  • Ciri :
    • sayap 2 pasang; sayap depan tebal dan keras,  elitron , sayap belakang selaput
    • alat mulut tipe menggigit-mengunyah
    • metamorfosisi : holometabola
    • larva tipe cara baeiform, elateriform, campodeiform, dan apodous
    • pupa  tipe eksarata
  • Famili
    • Chrysomelidae : berbagai kumbang daun, Phaedonia inclusa, Aulacophora spp. 
    • Staphylinidae : tomcat, Phaederus fuscipes
    • Scarabaeidae : kumbang badak, Oryctes rhinoceros
    • Cerambycidae : kumbang pengerek pohon"an, Batocera hector
    • Curculionidae, kumbang moncong, kumbang nyiur, Rhynchophorus ferrugineus, hama bubuk beras, Sitophilus oryzae
    • Scolytidae : hama bubuk buah kopi, Hypothenemus hampei
    • Bruchidae : kumbang biji kacang hijau, Callosobruchus chinensis
· 
Ordo Lepidoptera (kupu" dan ngengat)
  • ciri : 
    • sayap 2 pasang, tertutup sisik
    • alat mulut imago menghisap; larva menggigit-mengunyah
    • metamorfosis holometabola
    • larva tipe eruciform
    • pupa tipe obtekta
  • kelompok ngengat
    • Pyralidae : Scirpophaga innotata
    • Crambidae : Crocidolomia pavonana
    • Noctuidae : Spodoptera litura
    • Limacodidae :  Parasa spp.
    • Saturniidae : Attacus talaca
    • Geometridae : Hyposidra talaca
    • Hesperiidae (skipper) : Erionota thrax
  • kelompok kupu"
    • Papilionidae (kupu") : Papilio spp.
    • Nymphalidae : Doleschallia bisaltide
·  Ordo Diptera (lalat dan nyamuk)
  • ciri :
    • sayap 1 pasang; sayap depan seperti selaput, sayap belakang berubah bentuk menjadi alat keseimbangan (halter).
    • alat mulut imago menjilat-menghisap (lalat), menusuk-menghisap (nyamuk); larva mengait-menghisat (lalat), menggigit-mengunyak (nyamuk).
    • metamorfosis holometabola
    • larva tipe vermiform- tak bertungkai, kepa tak berkembang
    • pupa tipe koarktata, pupa dalam puparium
  • famili
    • Cecidomyiidae (nyamuk) : hama ganjur pada tanaman padi, Orseolia oryzae
    • Tephritidae (lalat) : lalat buah, Bactrocera spp.
    • Agromyzidae (lalat) : hama lalat bibit pada kedelai, Ophiomyia phaseolii; hama pengorok daun, Liriomyza huidobrensis
·  Ordo Hymenoptera ( tabuhan, awon, dan semut)
  • ciri :
    • sayap 2 pasang, seperti selapu; sayap depat lebih besar dari sayap belakang
    • alat mulut imago kombinasi menggigit-mengunyah dan menusuk-menghisap; larva menggigit-mengunyah
    • metamorfosis holometabola
    • paraditoid hipermetamorfosis
    • larva tipe hymenopteriform
    • pupa tipe eksarata
    • sebagian besar merupakan serangga yang bermanfaat; musuk alamo hama (parasitoid dan predator), serangga penyerbuk
  • famili
    • Icheumonidae - parasitoid : Diadegma semiclausum - parasitoid larva Plutella xylostella pada kubis
    • Braconidae - parasitoid : Snellenius sp. - parasitoid larva Spodoptera spp. ; Cotesia spp. - parasitoid berbagai jenis ulat
    • Formicidae - semut
    • Apidae - lebah madu
-      Faktor” yg mempengaruhi kehidupan hama tanaman
o   Populasi hama di alam bersifat dinamis, selalu berubah-ubah karena adanya berbagai faktor yg berpengaruh yg selalu berubah” pula
o   Faktor tersebut terdiri dari faktor dalam/ internal dan faktor luar/ eksternal
o   Tinggi rendahnya populasi hama tanaman yg menentukan berat ringannya kerusakan tanaman adalah hasil pertemuan 2 faktor
-      Faktor dalam/ internal
o   Faktro yg berada di dalam tubuh hama itu sendiri – merupakan sifat genetis hama
o   Yg menentukan tinggi rendahnya populasi adalah yg berkaitan dengna kemampuan berkembang biak (siklus hidup, keperidian, nisbah kelamin)
o   Faktor dalam yg lain adalah yg berkaitan dgn kemampuan u/ bertahan hidup
-      Faktor luar/ eksternal adalah faktor lingkungan yang terdiri dari
o   Faktor fisik
§  Geografis : menggambarkan situasi alam suatu tempat; sifatnya menghambat pemencaran hama dari satu daerah ke daerah lain
§  Iklum/ cuaca
·         suhu/ temperature : serangga tergolong hewan yg berdarah dingin (poikilotermal), sehingga suhu badannya mudah mengikuti suhu lingkungan; tiap spesies memerlukan suhu lingkungan yg berbeda; penyesuaian suhu ada pada kisaran yg berbeda pada tiap spesies sipengaruhi o/ faktor dalam spesies tsb
·         kelembaban : berpengaruh pd biologi hama, erat hubungannya dgn kandungan air dalam tubuh serangga, kelembaban dara jg sangat berpengaruh pd perkembangan pathogen serangga
·         cahaya : berpengaruh pd perilaku serangga diurnal (aktif siang hari), nocturnal (aktif malam hari), crepuscular (aktif sore hari); reaksi positif dan negative thd cahaya
·         angina : berpengaruh pd pemencaran hama
·         curah hujan : dpt berpengaruh langsung, scr mekanis dpt menghanyutkan serangga” kecil; tidak langsung, menyebabkan kelembaban udara tinggi sehingga sesuai bagi perkembangan pathogen penyebab penyakit serangga
o   Faktor makanan
§  Serangga/ hewan yg menjadi hama adalah serangga/ hewan yg memakan tanaman – fitofag
·         Pemakan satu jenis tumbuhan – monofag
·         Pemakan beberapa jenis tumbuhan – oligofag
·         Pemakan banyak jenis tumbuhan – polifag
§  Kuantitas : menanam scr monokultur menyebabkan kuantitas makanan berlimpah dan baik u/ perkembangan serangga/ hewan fitofag
§  Kualitas : menentukan taraf perkembangan populasi hama (pertumbuhan, perkembangan, kesuburan, mortalitas)
o   Faktor biotik
§  Peranan musuh alami dan pesaing mempengaruhi tinggi rendahnya populasi hama
§  Predator (serangga/ hewan lain)
§  Parasitoid (serangga)
§  Pathogen (virus, cendawan, bakteri, nematode)
§  Pesaing (intraspesifik, interspesifik)
-      Berbagai cara pengendalian hama
o   Pengendalian secara fisik : memanfaatkan faktor fisik yg dapat mempengaruhi kehidupan serangga/ hama
§  Suhu tinggi, suhu rendah, kelembaban, cahaya, suara
§  Pemanfaatan cahaya matahari
§  Penggunaan lampu perangkap/ light trap
§  Penggunaan sinar radiasi u/ mensterilkan/ memandulkan serangga
o   Pengendalian secara mekanik :mematikan langsung, menghalang-halangi, menghalau serta mengumpulkan hama tanaman namun dalam areal yg luas memerlukan biaya dan tenaga yg tidak sedikit
§  Pemusnahan dengan tangan
§  Eksklusi dgn menggunakan tabis/ halangan lain
§  Penggunaan alat perangkap, alat penghisap/ alat pengoleksi
§  Melumatkan/ meremukkan hama
§  Penggunaan perekat pada batang
§  Membungks dan menyarungi buah”an
§  Menangkap serangga dgn jarring
§  Gropyokan : penangkapan tikus dgn beramai-ramai
§  Pengumpulan telur dan larva
§  Pemangkasan tanaman
§  Pembakaran bekas gejala serangan
o   Pengendalian secara biologi
§  Melindungi dan mendorong kehidupan musuh alami
§  Introduksi, pengembangbiakan dna peningkatan musuh alami secara buatan, kolonisasi atau pelepasan parasitod dan predator yg spesifik
§  Membiakka dan menyebarkan penyakit bakteri, cendawan dan virus yg spesifik serta mikroorganisme lain yg patogenik dgn tujuan musuh alami (parasitoid, predator, dan pathogen) mampu menekan hama tanaman
·         Parasitoid adalah serangga yg hidup menumpang dalam/ pada serangga/ arthropoda lain (inang) dan akhirnya menyebabkan inang tsb mati; salah satu faktor utama yg mengendalikan populasi serangga lain di alam; Hymenoptera dan Diptera; memiliki ovipositor yg berkembang u/ meletakkan telur pada/ dalam tubuh inangnya. Ciri’ : hidup sbg parasite pd/ dalam tubuh inang hanaya selama masa pradewasa/ larva; imagonya hidup bebas yg hidup dari memakan nectar, embun madu, air dan sedikit cairan inang; inangnya serangga jg; selama perkembangannya tidak pernah pindah inang
·         Predator adalah hewan yg memangsa hewan lain u/ memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh mamalia, reptile, burung, amfibi, laba”, dan serangga predator (Coleoptera-Coccinellidae dan Scarabidae, Hemiptera-Reduviidae dan Pentatomidae, Diptera-Syrphidae, Neuroptera-Chrysopidae, Hymenoptera-Vespidae, Mantodea-Mantidae). Laba” dan serangga golongan utama yg menekan populasi hama tanaman. Ciri” : memangsa u/ memenuhi kebutuhan hidupnya, memenuhi siklus hidupna dibutuhkan lebih dari satu mangsa, fase pradewasa dan dewasa u/ beberapa spesies memangsa jenis mangsa yg sama, membunuh mangsa langsung dlm waktu yg cepat, umumnya bersifat polifag meskipus ada beberapa yg spesifik. Yg jadi predator tungau yaitu tungau predator (Acarina-Phytoseidae) dan serangga (Coleoptera-Coccinellidae). Yg jadi predator tikus yaitu burung hantu dan ular
·         Pathogen adalah mikroorganisme penyebab sakit dan mati serangga. Virus dan bakteri harus termakan o/ serangga, sedangkan cendawan cukup dgn pelekatan pd kulit serangga
§  Teknik pengendalian hayati
·         Inokulasi : teknik pelepasan musuh alami dlm jumlah relative sedikit dgn harapan akan berkembangbiak dan menetap
·         Inundasi : musuh alami dilepas dalam jumlah besar dgn harapan dapat menekan populasi hama dgn cepat
·         Konservasi : musuh alami yg sudah ada dibantu perkembangannya dgn maksud u/ melestarikan musuh alami yg ada
§  Keuntungan
·         Selektif
·         Tanpa alat bantu pelepasan, kecuali u/ pathogen
·         Dapat menyebar dan menemukan sendiri inang/ mangsanya
·         Dapat hidup dan berkembangbiak sendiri
·         Hama lambat jadi resisten
§  Kelemahan
·         Berjalan lambat
·         Hasilnya tidak dapat diprediksi
·         Perhitungan ekonomi pada awalnya mahan
·         Perlu pengawasan pakar
o   Pengendalian secara kultur teknis
§  Bercocok tanam dengan cara tertentu
§  Pengendalian itu pd dasarnya mengubah pertanaman shg menjadi tidak/ kurang sesuai u/ tempat bertahan hidup hama tanaman
§  Pengendalian scr bercocok tanam dilakukan melalui pengelolaan lingkungan/ melalui praktek budidaya
§  Ada beberapa cara yg dapat dipraktekkan u/ mengendalikan hama ditinjau dari cara bercocok tanam, antara lain pengolahan tanah, pemupukan, pergiliran tanaman, pengaturan waktu tanam, pengelolaan air, penanaman campuran, dan penggunaan tanaman perangkap
§  Sbg dasar utama dalam pengendalian ini harus telah diketahui perilaku hama, habitatnya dan tumbuhan yg disukai
o   Pengendalian dengan varietas tahan
§  Tanaman sbg faktor makanan hama
§  Tanaman budidaya yg digunakan tanaman resisten (varietas tanaman tahan hama)
§  Tanaman resisten diperoleh melalui penelitian persilangan tanaman, pemuliaan tanaman, tanaman transgenic
§  Resistensi tanaman merupakan sifat/ kumpulan sifat yg dapat diturunkan; sifat tanaman tersebut mempengaruhi derajat kerusakan tanaman o/ suatu jenis serangga/ hama (Painter …)
§  Dalam pertanian, tanaman bersifat resisten apabila tanaman tersebut masih bisa dipanen walaupun diserang hama pada suatu tingkat tertentu. Pada tingkat populasi tsb, tanaman lain tidak dapat dipanen
§  Penggolongan tanaman resisten bds mekanisme resistensi menurut painter
·         Non preferensi/ antixenosis : tanaman mempunyai sifat tidak disukai o/ serangga hama sbg tempat hidup, tempat bertelur atau tempat makan ( tanaman tidak dipilih)
·         Antibiosis : tanaman dipilih o/ serangga hama u/ tempat hidup, tempat bertelur atau tempat makan, tapi tanaman memberikan pengaruh buruk pd pertumbuhan dan kelangsungan hidup serangga
·         Toleran : tanaman dipilih o/ serangga u/ tempat hidupnya dan tanaman dapat mendukung hidup serangga hama, namun kerusakan tanaman yg ditimbulkan tidak mengurangi hasil panen
o   Pengendalian secara genetic
§  Memanipulasi komponen genetic
§  Pengendalian dengan teknik jantan mandul/ steril (chemosterilant)
§  Tujuannya melepaskan individu jantan steril yaitu menurunkan populasi hama sampai tingkat yg rendah pada generasi berikutnya
§  Teknik jantan steril menggunakan radiasi u/ mensterilkan serangga jantan
§  Syarat u/ pelepasan jantan mandul : serangga jantan mudah dikembangbiakan, jantan steril harus dilepaskan pada ppulasi alamiah, prosedir sterilisasi tidak berpengaruh thd kompetisi scr seksual, lebih ditujukan pada serangga yg betinanya hanya sekali kawin, jantan steril dilepas ketika populasi di lapangan rendah
o   Pengendalain secara kimiawi
§  Pengendalian dengan bahan kimia racun/ pestisida dan bahan jimia lainnya yg dapat melindungi tanaman atau hasil tanaman dari gangguan hama
§  Bahan kimia yg digunakan u/membunuh OPT disebut pestisida yg berasal dari kata pest=hama dan cide=membunuh
§  Pesisida alah suatu senyawa kimia atau bahan biologi yg digunakan o/ manusia u/ menekan perkembangan dan pertumbuhan OPT
§  Pestisida telah banyak digunakan selama lebih dari 40 tahun
§  Penggunaannya sering terbentur pd masalah harga yg mahal, OPY yang resisten, hama sekunder dan resurjensi hama, serta timbulnya efek samping pada organisme bukan sasaran
§  Insektisida – serangga
·         Bds cara kerjanya
o   Racun fisik : minyak mineral berat, tepung
o   Racun protoplasmic : logam, asam
o   Racun perintang metabolic : racun napas (HCN, CO, rotenone), racun perintang oksidasi (minyak wijen, piperonil, butoksida), racun perintang metabolic (natrium fluorasetat)
o   Racun syaraf : antikolin esterase (fosfat organic), racun syaraf (DDT, BHC)
·         Bds cara masuknya
o   Racun perut
o   Racun kontak
o   Fumigant (racun napas)
o   Racun sitemik (racun masuk melalui jaringan tanamn terlebih dahulu)
o   Insektisida modern
·         Bds asal dna sifat kimianya
o   Insektisida orgnaik alami/ botanis (nikotin, rotenone, dan piretrum
o   Insektisida sintetik anorganik (garam beracun arsenat, senyawa merkuri, dna fluoride)
o   Insektisida sintetik organic (organokhlorin atau hidrokarbon berkhlor, organofosfat, karbamat, piretroid, tiosianat, nitrofenol, organofluorin)
·         Penamaan – nama umum (nama bahan aktif) dan nama dagang (nama formulasi)
·         Formulasi adalah pencampuran bahan aktif (bahan racun murni) insektisida/ pestisida lain dengan bahan campuran/ bahan pembawanya
·         Formulasi dibuat o/ pabrik formulasi
·         Tujuan formulasi memudahkan penanganan dalam menentukan konsentrasi insektisida yg diperlukan, penggunaan/ aplikasi insektisida, penyimpanan, transportasi, dan memperbaiki keamanan lingkungan
·         Formulasi insektisida yg diperdagangkan berbentuk padat (WP, SP, D, G), cair (EC, S), dan gas -> aerosol
·         Insektisida yg sudah diformulasi dapat diaplikasikan langsung ataupun harus dilakukan pengenceran cairan formulasi menjadi cairan aplikasi terlebih dahulu sebelum digunakan/ disemprotkan pada lahan
·         Aplikasi tergantung pada jenis serangga hama sasaran, jenis tanaman , dan formulasi yg sesuai
·         Cara aplikasi : penghembusan, penyemprotan, pengabutan, penaburan, fumigasi
·         Hal yg perlu diperhatikan : dosis, konsentrasi, volume semprot, dan waktu pemberian yg tepat
·         Toksisitas ~ LD50.. semakin kecil nilai LD50 makin beracun
§  Akarisida – tungau
§  Rodentisida – tikus
·         Zn3P2 zinc phosphide yang bersifat berdaya bunuh tinggi, sangat beracun bg manusia dan hewan, berwarna kehitaman, diaplikasikan dalam bentuk umpan dan bekerja dgn cepat sbg racut akut
·         Kelemahannya brbau, perlu baha pembantu u/ melekatkan racun ke umpan, bila terlalu seirng digunakan tikus jadi jera, sebelumnya memerlukan umpan pendahuluan
·         Yg lain bersifat antikoagulan yg menyebabkan pendarahan di dalam dan penyumbatan pembuluh darah. Rodent ini bersifat kerjanya lambat sbg racun kronis yg dapat diberikan beberapa kali, tidak berasa, tidak berbau, langsung digunakan tanpa umpan, dan tidak menimbulkan kejeraan pad tikus – contoh racumin, warfarin, tomorin, diphorin
·         Jenis rodent racun akut yg daya kerjanya antikoagulan contohnya Klerat
·         Aplikasi  di sawah yaitu dengan meletakkan racun+umpan di pematang sawah/ di samping pematang
§  Peraturan ttg pestisida di Indonesia diatur dgn UU Pertanian No. 12 tahun 1992 mengenai pelaksanaan pengendalain OPT diarahkan kepada PHT, UU RI No.7 tahun 1996 mengenai keamanan pangan, PP No.7 tahun 1973 mengenai peredaran penyimpanan dan penggunaan pestisida, SK MenPer No. 280/Ktps/Um/1973 mengenai prosedur permohonan pendaftaran dan ijin pestisida, SK MenPer No. 249/Kpts/Um/6/1973 mengenai syarat pembungkusan dan pemberian label pestisida, SK Menper No. 944/Kpts/TP270/11/1984 mengenai ijin memperdagangkan dan/atau memproduksi pestisida, …
§  Di Indonesia ijin penggunaan dan peredaran pestisida dikeluarkan o/ Menteri Pertanian, setelah sebelumna bahan aktif pestisida tsb telah terdaftar pada bagian Komisi Pestisida, Direktorat Jendral Pertanian, Departemen Pertanian
o   Pengendalian dengna peraturan perundang”an
§  Menerapkan peraturan
§  Undang” karantina hewan dan tumbuhan dgn tujuan menanggulangi masuknya/ menyebarnya masalah ama dan penyakit tanaman, hewan, dan barang simpanan
§  Beberapa peraturan : mencegah masuknya hama dari negara lain, meluasnya hama yg sudah ada dalam negeri (karantina tumbuhan), mengharuskan pengendalian dgn salah satu cara yg elah diketahui baik, mecegah pemalsuan pestisida , mengatur tata kerja pelaksana pengendalian dan pemakaian pestisida (Komisi Pestisida)
o   Pengendalian hama terpadu (PHT) – pest management
§  latar belakang : kegagalan pengendalian hama dgn cara lama karena timbulnya resistensi, hama sekunder dan resurjensi; kepedulian lingkungan; kebijaksanaan pemerintah (GBHN, Inpres No 3/1986, UU No 12/1992)
§  prinsip : hama adalah komponen agroekosistem; analisis biaya/ manfaat dan manfaat/resiko; toleransi tanaman thd kerusakan
§  pokok isi Inpes no 3/1986 ttg PHT
·         pengembangan SDM pd tingkat paling bawah dan para petugas lapangan melalui pelatihan PHT
·         kepedulian thd kelestarian lingkungan, termasuk kesehatan manusia
·         pelarangan penggunaan 57 jenis formulasi pestisida yg dapat menimbulkan resurjensi hama
§  isi UU no 12/ 1992 ttg budidaya tanaman
·         perlindungan tanaman dilaksanakan dengan system PHT
·         pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah
§  PHT semula diberi batasan sbg pengendalian yg memadukan pengendlian biologi dan kimiawi. Kimiawi hanya dilakukan bila diperlukan dgn tidak mengganggu faktor pengatur lingkungan yg berguna
§  PHT adalh suatu pengelolaan hama yg menggunakan berbagai cara pengendalian yg dipadukan scr harmonis dan sesuai u/ mengurangi populasi hama dalam batas yg tidak merusak scr ekonomis
§  Pengelolaan hama : pemilihan dan penggunaan cara pengendalian yg bijak yg menjamin keadaan yg baik dari segi ekologi, ekonomi, dan social. Dalam usaha pertanian, ini menjamin pertanian yg kuat dan lingkungan hidup yg sehat. Dalam kegiatan pengendalian, trmasuk monitor populasi hama dan penggunaan pestisida yg bijak
§  PHT diibaratkan sebuah ruma dgn 4 soko guru yg merupakan komponen dasar PHT, dan atapnya yg merupakan cara” pengendalian yg dapat dipilih u/ dikombinasikan
§  Sasaran PHT
·         Hasil panen tinggi dan stabil
·         Keuntungan yg diperoleh petani lebih besar
·         Mengurangi ketergantungan petani pd pestisida
·         Gangguan hama tetap berada pd tingkat yg tidak merugikan
§  Paradigm PHT
·         Memahami agroekosistem
·         Memaksimalkan pengendaian scr alami dan kultur teknis
·         Pestisida hanya bila dibutuhkan
§  Dalam perjalannya, penerapan PHT lebih didominasi o/ tujuan optimasi penggunaan pestisida melalui kegiatan pemantauan dan AE sbg acuan pengambilan keputusan pengendalian
§  Strategi PHT
·         Preventif : tindakan pengendalian yg dilakukan sebelum terlihat adanya hama/ kerusakan tanaman ~ preemtif
·         Kuratif ; tindakan yg dilakukan segera setelah terlihat adanya hama/ kerusakan ~ responsif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

penggul W2

Axonopus compressus Digitaria adscendens Eleusine indica Imperata cylindrica Ottochloa nodosa Panicum maxima Paspalum conjugatum Pe...