Dasar Proteksi Tanaman sesi UAS (bagian Hama)
-
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
o
Dalam budidaya pertanian, kita sering menghadapi
masalah akibat adanya OPT yang apabila tidak diatasi dapat menurunkan hasil
pertanian baik dalam segi kualitas maupun kuantitas
o
OPT – pests
: hewan, gulma, pathogen penyebab penyakit
-
Pengertian hama tanaman
o
Hewan pengganggu tanaman : semua hewan yg merusak/
mengganggu tanaman/ hasilnya
o
Hama tanaman : semua hewan yg merusak/ mengganggu
tanaman/ hasilnya karena aktivitas hidupnya sehingga menimbulkan kerugian
secara ekonomi
-
Contoh kasus hama di Indonesia
o
Sebelum 1960 : hama penggerek batang padi putih di
Pantura Jawa
o
1970 – 1980, awal 1990: hawa wereng coklat di
pertanaman padi
o
Tiap taun : hama tikus
o
Akhir 1980 : hama kutu loncat
o
Akhir 1990 : hama pengorok daun
o
Hama ulat bawang dan ulat kubis -> penggunaan
pestisida yg intensif
-
Istilah penting
o
Ambang ekonomi (AE) – Economic threshold (ET)
§ Tingkat
populasi hama ketika biaya engendalian =
kehilangan hasil yg bisa diselamatkan
o
Tingkat kerusakan ekonomis (TKE) – Economic injury
level (EIL)
§ Tingkat
populasi hama yg secara ekonomis
merugikan sehingga perlu dikendalikan
o
Posisi keseimbangan (PK) – Equilibrium position
(EP)
§ Garis yg
menunjukkan rata-rata dari suatu
populasi organisme pengganggu yg berfluktuasi
-
Timbulnya hama (Stern et al. 1959)
o
Perubahan lingungan asli
§ Abad 19,
kumbang kentang Colorado Leptinotarsa
decemlineata (Coleoptera, Coccinelidae) di Colorado, Amerika
§ Hidup pd
solanaceae liar
§ Imigran
eropa membuka lahan kentang, solanaceae liar berkurang, serangga pindah ke
tanaman kentang, terjadi ledakan populasi, menjadi hama
§ Kejadian
serupa juga terjadi di Indonesia, ketika para petani transmigran mulai membuka
lahan baru di daerah transmigrasi
o
Masuknya spesies OPT baru
§ Icerya purchase
(Homoptera, Margarodidae) masuk ke Amerika dari Australia
§ Makanan
berlimpak pada tanaman jeruk, musuh alami tidak ada, maka populasi serangga
meningkat dan menjadi hama penting pada jeruk
§ Introduksi
predator Rodolia cardinalis
(Coleoptera, Coccinellidae) dan lalat parasitoid Cryptochaetum iceryae (Diptera, Tachinidae) u/ mengendalikan hama
ini menjadi contoh sukses pengendalian hayati klasik
§ Kejadian
serupa di Indonesia adalah masuknya hamaa kutu
loncat lamtoro Heteropsylla cubana (Homoptera, Psyllidae) di akhir 1980. Hama
ini menyerang tanaman lamtoro gung yg ditanam sebagai tanaman pelindung dan
reboisasi. u/ mengendalikan hama ini pada 1990 yaitu mengintroduksi musuh
alaminya kumbang predator Curinus
coeruleus (Coleoptera, Coccinelidae) dari Hawaii dan parasitoid Psyllaephagus yaseeni (Hymenoptera,
Encyrtidae) dari Thailand
o
Perubahan toleransi manusia terhadap kerusakan
tanaman
§ Di
Amerika, ada serangga Lygus Hesperus
(Hemiptera, Miridae) yg biasa hidup pd tanaman buncis, tetapi petani tidak
mengendalikan hama ini karena konsumen tetap mau membeli buncis yg terserang
hama ini
§ Awal
1900, didirikan pabrik pengalengan buncis, dan ternyara bekas tusukan hama ini
meninggalkan bekas berwarna hitam ketika buncis diolah, sehingga pabrik tidak
mau membeli buncis dari petani bila ada serangan hama kepik, akhirnya petani
melakukan pengendalian hama
§ Beringin
yg tadinya hidup hanya sbg tanaman peneduh yg rindang, kemudian ditanam sebagai
tanaman hias (bonsai)
§ Sebagian
konsumen kita masih bisa menerima tongkol jagung yg terserang penggerek tongkol
Helicoverpa armigera (Lepidoptera,
Noctuidae) sbg komoditi ekspor/ yg dijual di dept store, serangan serangga ini
tidak bisa ditolerir
§ Sebagian
konsumen kita masih bisa menerima pisang yg tidak mulus akibat serangan Nacoleia octasema (Lepidoptera,
Pyralidae) u/ komoditi ekspor konsumen menuntut pisang yg mulus shg serangan
serangga ini tidak bisa ditolerir
-
Penyebab timbulnya hama (Pimentel 1982)
o
Pertanaman monokultur
o
Masuknya tanaman baru
o
Masuknya spesies hama baru
o
Perbedaan iklim
o
Akibat pemuliaan tanaman
o
Adanya keragaman genetic
o
Jarak tanam
o
Kesinambungan penanaman
o
Unsur hara
o
Masa tanam yg sesuai dgn perkembangan hama
o
Hubungan hama-tanaman
o
Penggunaan pestisida
-
Efek negative penggunaan pestisida
o
Resistensi hama terhadap insektisida
§ Keragaman
genetic serangga tinggi
§ Ada yg
rentan ada yg tahan
§ Disemprot
yg rentan (sebagian besar) mati, yg tahan tetap hidup
§ Yg hidup
akan berkembang menjadi individu yg resisten thd insektisida
§ Terus
berulang, semakin tahan
o
Riserjensi hama
§ Setelah
aplikasi insektisida terjadi ledakan populasi melebihi populasi awal
§ Insektisida
membunuh musuh sebagian besar musuh alami
§ Perkembangan
hama lebih cepat dari musuh alaminya
§ Musuh
alami yg tersisa tidak bisa mengendalikan hama, terjadi peledakan populasi
melebihi populasi awalnya
o
Munculnya hama sekunder
§ Selain
hama utama dan musuh alaminya, ada serangga fitofag lain dan juga musuh
alaminya
§ Insektisida
membunuh hama sasaran, mushu alami, sebagian fitofag lain (hama sekunder) dan
musuh alaminya
§ Perkembangan
serangga fitofag lebih cepat dari musuh alaminya
§ Musuh
alami yg tersisa tidak bisa mengendalikan populasi hama sekunder, terjadi
ledakan populasi menjadi hama utama
-
Hewan yg menjadi OPT
o
Serangga
- Insecta
o
Tungau -
Acarina
o
Mamalia –
Rodentia
o
Aves
o
Molusca
-
Serangga sbg hama tanaman
o
72% dari semua hewan, 51% dari semua hewan dan
tumbuhan
o
Ukurannya kecil
o
Keragaman genetic tinggi
o
Perkembangbiakan cepat
o
Keperidian tinggi
o
Kisaran tempat hidupnya luas
o
Kisaran inang (makanannya) luas
o
Jumlah spesies banyak
-
Serangga
o
Filum Arthropoda : tubuh beruas”
o
Kelas hexapoda (insect) : berkaki enam
o
Mempunyai kerangka luar (integument)
o
Tubuh dibagi 3 bagian : kepala, toraks, abdomen
o
Bagian dalam tubuh merupakan rongga yg digenangi
darah (hemolimf)
-
Dinding tubuh serangga – Integumen
o
Terdiri dari
§ Membrane
dasar
§ Epidermis/
hypodermis
§ Kutikula
: endokutikulas, eksokutikula, epikutikula
o
Endokutikula
dan eksokutikula berkitin; epikutikula
tidak berkitin tapi berlilin
o
Integument
keras proses sklerotisasi
terutama pada eksokutikula
o
Integument
tempat melekat otot, indra, kelenjar, kadang ada duri
o
Rambut sel rambut, ujung syaraf, kelenjar racun
-
Bentuk umum serangga
o
Tubuh dibagi menjadi 3 bagian (tagmata)
§ Kepala
·
Sepasang mata faset (mata majemuk) dan mata
tunggal (oselus)
·
Sepasang antena beruas dan bentuknya beragam
·
Alat mulut : labrum, mandible, maksila, dan labium
§ Toraks
·
Terdiri dari 3 ruas : protoraks, mesotoraks,
metatoraks
·
Pada toraks terdapat
o
3 pasang tungkai (1 pasang pada tiap ruas) –
beruas” : koksa, trochanter, femur,
tibia, tarsus
o
Sayap (hanya pada imago) – umumnya 2 pasang di mesotoraks dan metatoraks, pada Diptera hanya 1
pasang di mesotoraks
§ Abdomen
·
Beruas”
·
Pada ujung posterior imago betina banyak yg
mempunyai ovipositor (alat u/ meletakkan telur) yg berkembang
-
Alat mulut serangga
o
Posisi alat mulut thd kepala
§ Tegak
lurus – Hypognath
§ Ke arah
depan – Prognath
§ Ke arah
belakang – Opistognath
o
Bagian mulut menggigit mengunyah – labrum,
mandible 2, maksila 2, labium, palpus maksila 2, palpus labium 2
o
Bagian mulut menusuk menghisap – labrum, stilet
mandible 2, stilet maksila 2, rostrum
-
Tipe alat mulut serangga perusak tanaman
o
Menggigit
mengunyah/ mandibulata – belalang, kumbang, ulat
o
Menusuk
menghisap/ haustelata – kepik, wereng, kutu tanaman
o
Meraut
menghisap - thrips
o
Mengait
menghisap – larva lalat
o
Menijilat menghisap - lalat
o
Menghisap – ngengat dan kupu”
o
Kombinasi – lebah madu
-
Gejala serangan sangat berhubungan dengan tipe
alat mulut
o
Mandibulata – daun sobek, daun berlubang, lubang
gerekan pada batang dan buah, korokan pada daun
o
Haustelata – bekas tusukan, pucuk menjadi
keriting, daun mengerut, terjadi puru/gall
-
Perkembangan serangga
o
Secara umum : telur – pradewasa – dewasa/ imago
o
Mengalami ganti kulit
o
Mengalami metamorphosis
§ Metamorphosis
sempurna - holometabola
§ Metamorphosis
bertahap - paurometabola
§ Tanpa
metamorphosis – ametabola
·
Tidak ada perbedaan bentuk srangga pradewasa dan
dewasa, yang beda cuma ukuran dan kematangan alat reproduksi
·
Pradewasanya gaiad
·
Kutu buku (Thysanura)
§ Metamorphosis
tidak lengkap – hemimetabola
·
Bentuk serangga pradewasa dan dewasa berbeda, tapi
tidak melewati fase tidak aktif
·
Pradewasanya naiad
·
Capung (Odonata)
§ Metamorphosis
bentuk antara paurometabola-holometabola
·
Seperti paurometabola, tapi satu/ dua instar
terakhir pradewasanya tidak aktif
·
Pradewasa aktifnya nimfa, yg tidak aktifnya pupa
·
Trips (Thysanoptera) dan beberapa kutu tanaman
(Homoptera)
§ Hipermetamorfosis
·
Seperti holometabola, tapi instar”nya mempunyai
bentuk yg beda
·
Pradewasa aktif larva, yg tidak aktif pupa
·
Larva serangga parasite (Hymenoptera)
o
Telur
§ Bentuknya bermacam’ : bulat
seperti bola, lonjong, bulat pipih, bulat panjang, bertangkai
§ Cara diletakannya berbeda’ :
terpisah satu”, berkelompok, dlm paket, ditutupi rambut”
§ Tempat diletakkannya berbeda” : pada
permukaan tanaman, dimasukkan dalam jaringan tanaman, dalam tanah, di permukaan
air, dalam air dalam tubuh inang
o
Larva
§ Bentuk bermacam’, sangat berbeda dari
imagonya
·
Ulat – eruciform
·
Lundi – scarabeform
·
Tempayak (belatung) – vermiform
§ Tempat hidup sangat beragam, biasanya berbeda
dari imagonya
§ Cara hidupnya beragam
·
Herbivor/ fitofag – hama
·
Carvinor – predator, parasite
·
Saprofag – pengurai
o
Pupa
§ Ada 3
tipe pupa
·
Obteka – embelan
(bakal sayap, bakal tungkai, dll) menyatu dgn tubuh ~ kupu”, ngengat
·
Eksarata –
embelan” lepas ~ kumbang, tabuhan
·
Koarkata – pupa
dalam bekas kulit larva instar terakhir ~ lalat
§ Pupa
dapat terbentuk
·
Dalam kokon/ rumah kepompong
·
Tanpa kokon
·
Dalam puparium
o
Nimfa
§ Bentuk
mirip dgn imago, tapi sayap dan alat repro belum berkembang
§ Tempat
hidup dan cara hidupnya sama dgn imago
o
Serangga dewasa/ imago
§ Scr
morfologis, bentuknya bermacam’ : kupu”, ngengat, kumbang, lalat
§ Umumnya
bersayap 2 pasang, yg terletak pada mesotoraks dan metatoraks ; belalang,
kepik, wereng, kupu”, ngengat, kumbang, tabuhan
§ Ada yg
bersayap 1 pasang : lalat, nyamuk
§ Ada yg
tak bersayap : beberapa jenis kutu tanaman
§ Alat
reproduksinya sudah berkembang : betina mempunyai alat peletakan telur
(ovipositor) yg besar
-
Ordo
Orthoptera (Belalang)
o
Ciri :
§ sayap 2 pasang; sayap
depan agak menebal seperti kulit, disebut tegmina; sayap
belakang selaput, lebar dengan banyak pembuluh sayap, dilipat seperti kipas
§ alat mulut tipe
menggigit-mengunyah, posisi hypognathus
§ sepasang mata majemuk,
ada oseli
- Famili
- Acrididae : belalang kayu, Valanga nigricornis
- Tettigoniidae : belalang pedang, Sexava nubila
- Gryllidae : jangkrik, Gryllus spp.
- Gryllotalpidae : orong", Gryllotalpa sp.
·
Ordo Mantodea (Belalang sembah)
- Ciri :
- umumnya sama dengan ordo Orthoptera sehingga kadang
dimasukkan dalam satu famili dari ordo tersebut
- protoraks sangat memanjang dan dapat digerakkan
- koksa tungkai depan panjang dan dapat bergerak, femur
dan tibia depan bergerigi
- kepala berbentuk segitiga dan dapat bergerak bebas
- Famili
- Mantidae
·
Ordo Isoptera (Rayap, Laron)
- Ciri :
- sayap 2 pasang; sayap depandan belakang mempunyai
tekstur, bentuk dan ukuran yang sama
- alat mulut tipe menggigit-mengunyah, posisi prognathus
- antena moniliform
- metamorfosis: paurometabola
- Serangga eusosial dengan kasta" yang mempunyai
fungsi berbeda dalam koloninya : ratu, raja, pekerja, prajurit, dan kasta
reproduktif
- Famili
- Termitidae : Eutermes sp., Macrotermes sp.
- Rhinotermitidae : Coptotermes sp.
·
Ordo Thysanoptera (Thrips)
- Ciri :
- sayap 2 pasang dan berumbai/ berenda
- alat mulut tipe meraut-menghisap; bentuknya asimetris,
mandibel kiri ada, mandibel kanan tereduksi
- antena pendek
- metamorfosis : peralihan antara paurometabola dan
holometabola
- tubuh : ramping, warna imago bervariasi, ukuran
0,5-2mm
- tungkai pendek, ujung tarsus menggelembung
- Famili
- Thripidae (subordo Terebrantia) : Thrips
tabaci, Thrips palmi
·
Ordo Hemiptera (Kutu tanaman, Wereng)
- subordo : Sternorrhyncha, Auchenorrhyncha, dan
Heteroptera
- Ciri :
- sayap 2 pasang; sayap depan menebal atau selaput
(Sternorrhyncha dan Auchenorrhyncha) atau setengah bagian sayap mengalami
penebalan, disebut hemilitron (Heteroptera), sayap
belakang selaput
- alat mulut tipe menusuk-menghisap : sebuah rostrum,
sepasang stilet mandibel, sepasang stilek maksila, dan labrum kecil ;
posisi opisthognathus (Sternorrhyncha dan Auchenorrhyncha) atau
prognathus (Heteroptera)
- antena filiform atau stilate
- metamorfosis : paurometabola
- banyak yang menghasilkan embun madu
- banyak yang dapat menjadi vektor virus tanaman
- Subordo Sternorrhyncha (Kutu tanaman) - Famili
- Psyllidae : kutu loncat, Heteropsilla cubana
- Aleyrodidiae : kutu kebul, Bemisia tabaci
- Aphididae : kutu daun, Aphis
gossypii
- Coccidae : kutu tempurung, Coccus viridis
- Subordo Auchenorrhyncha (Wereng) - Famili
- Cicadellidae : wereng daun hijau, Nephotetix
virescens
- Delphacidae : wereng batang coklat, Nilaparvata
lugens
·
Ordo Hemiptera
Ordo Hemiptera
- Subordo Heteroptera (Kepik)
- Ciri :
- sayap 2 pasang; sayap depan
setengah bagian sayap mengalami penebalan, hemilitron (Heteroptera),
sayap belakang selaput
- alat mulut tipe
menusuk-menghisap ; sebuah rostrum (modifikasi dari labium), sepasang
stilet mandibel, sepasang stilet maksila, dan labrum berukuran
kecil; posisi prognathus
- antena filiform
- metamorfosis : paurometabola
- Famili :
- Pentatomidae : kepik
hijau, Nezara viridula
- Miridae : kepik mirid, Helopeltis spp.
- Alydidae : kepik penghisap
kedelai, Riptortus linearis
- Coreidae : kepik, Anoplocnemis sp.
- Raduviidae : kepik
predator, Sycanus sp.
·
Ordo Coleoptera (Kumbang)
- Ciri :
- sayap 2 pasang; sayap depan tebal dan keras, elitron ,
sayap belakang selaput
- alat mulut tipe menggigit-mengunyah
- metamorfosisi : holometabola
- larva tipe cara baeiform, elateriform, campodeiform,
dan apodous
- pupa tipe eksarata
- Famili
- Chrysomelidae : berbagai kumbang daun, Phaedonia
inclusa, Aulacophora spp.
- Staphylinidae : tomcat, Phaederus fuscipes
- Scarabaeidae : kumbang badak, Oryctes rhinoceros
- Cerambycidae : kumbang pengerek pohon"an, Batocera
hector
- Curculionidae, kumbang moncong, kumbang nyiur, Rhynchophorus
ferrugineus, hama bubuk beras, Sitophilus oryzae
- Scolytidae : hama bubuk buah kopi, Hypothenemus
hampei
- Bruchidae : kumbang biji kacang hijau, Callosobruchus
chinensis
·
Ordo Lepidoptera (kupu" dan ngengat)
Ordo Lepidoptera (kupu" dan ngengat)
- ciri :
- sayap 2 pasang, tertutup sisik
- alat mulut imago menghisap; larva menggigit-mengunyah
- metamorfosis holometabola
- larva tipe eruciform
- pupa tipe obtekta
- kelompok ngengat
- Pyralidae : Scirpophaga innotata
- Crambidae : Crocidolomia pavonana
- Noctuidae : Spodoptera litura
- Limacodidae : Parasa spp.
- Saturniidae : Attacus talaca
- Geometridae : Hyposidra talaca
- Hesperiidae (skipper) : Erionota thrax
- kelompok kupu"
- Papilionidae (kupu") : Papilio spp.
- Nymphalidae : Doleschallia bisaltide
·
Ordo Diptera (lalat dan nyamuk)
- ciri :
- sayap 1 pasang; sayap depan seperti selaput, sayap
belakang berubah bentuk menjadi alat keseimbangan (halter).
- alat mulut imago menjilat-menghisap (lalat), menusuk-menghisap
(nyamuk); larva mengait-menghisat (lalat), menggigit-mengunyak (nyamuk).
- metamorfosis holometabola
- larva tipe vermiform- tak bertungkai, kepa tak
berkembang
- pupa tipe koarktata, pupa dalam puparium
- famili
- Cecidomyiidae (nyamuk) : hama ganjur pada tanaman
padi, Orseolia oryzae
- Tephritidae (lalat) : lalat buah, Bactrocera spp.
- Agromyzidae (lalat) : hama lalat bibit pada
kedelai, Ophiomyia phaseolii; hama pengorok daun, Liriomyza
huidobrensis
·
Ordo Hymenoptera ( tabuhan, awon, dan semut)
- ciri :
- sayap 2 pasang, seperti selapu; sayap depat lebih
besar dari sayap belakang
- alat mulut imago kombinasi menggigit-mengunyah dan
menusuk-menghisap; larva menggigit-mengunyah
- metamorfosis holometabola
- paraditoid hipermetamorfosis
- larva tipe hymenopteriform
- pupa tipe eksarata
- sebagian besar merupakan serangga yang bermanfaat;
musuk alamo hama (parasitoid dan predator), serangga penyerbuk
- famili
- Icheumonidae - parasitoid : Diadegma
semiclausum - parasitoid larva Plutella xylostella pada
kubis
- Braconidae - parasitoid : Snellenius sp.
- parasitoid larva Spodoptera spp. ; Cotesia spp.
- parasitoid berbagai jenis ulat
- Formicidae - semut
- Apidae - lebah madu
-
Faktor” yg mempengaruhi kehidupan hama tanaman
o
Populasi hama di alam bersifat dinamis, selalu
berubah-ubah karena adanya berbagai faktor yg berpengaruh yg selalu berubah”
pula
o
Faktor tersebut terdiri dari faktor dalam/
internal dan faktor luar/ eksternal
o
Tinggi rendahnya populasi hama tanaman yg
menentukan berat ringannya kerusakan tanaman adalah hasil pertemuan 2 faktor
-
Faktor dalam/ internal
o
Faktro yg berada di dalam tubuh hama itu sendiri –
merupakan sifat genetis hama
o
Yg menentukan tinggi rendahnya populasi adalah yg
berkaitan dengna kemampuan berkembang biak (siklus hidup, keperidian, nisbah
kelamin)
o
Faktor dalam yg lain adalah yg berkaitan dgn kemampuan u/ bertahan hidup
-
Faktor luar/ eksternal adalah faktor lingkungan
yang terdiri dari
o
Faktor fisik
§ Geografis
: menggambarkan situasi alam suatu tempat; sifatnya menghambat pemencaran hama
dari satu daerah ke daerah lain
§ Iklum/
cuaca
·
suhu/ temperature : serangga tergolong hewan yg
berdarah dingin (poikilotermal),
sehingga suhu badannya mudah mengikuti suhu lingkungan; tiap spesies memerlukan
suhu lingkungan yg berbeda;
penyesuaian suhu ada pada kisaran yg
berbeda pada tiap spesies sipengaruhi o/ faktor dalam spesies tsb
·
kelembaban : berpengaruh pd biologi hama, erat
hubungannya dgn kandungan air dalam tubuh serangga, kelembaban dara jg sangat
berpengaruh pd perkembangan pathogen serangga
·
cahaya : berpengaruh pd perilaku serangga diurnal (aktif siang hari), nocturnal (aktif malam hari), crepuscular (aktif sore hari); reaksi
positif dan negative thd cahaya
·
angina : berpengaruh pd pemencaran hama
·
curah hujan : dpt berpengaruh langsung, scr mekanis dpt menghanyutkan serangga”
kecil; tidak langsung, menyebabkan
kelembaban udara tinggi sehingga sesuai bagi perkembangan pathogen penyebab
penyakit serangga
o
Faktor makanan
§ Serangga/
hewan yg menjadi hama adalah serangga/ hewan yg memakan tanaman – fitofag
·
Pemakan satu jenis tumbuhan – monofag
·
Pemakan beberapa jenis tumbuhan – oligofag
·
Pemakan banyak jenis tumbuhan – polifag
§ Kuantitas
: menanam scr monokultur menyebabkan kuantitas makanan berlimpah dan baik u/
perkembangan serangga/ hewan fitofag
§ Kualitas
: menentukan taraf perkembangan populasi hama (pertumbuhan, perkembangan,
kesuburan, mortalitas)
o
Faktor biotik
§ Peranan musuh alami dan pesaing mempengaruhi tinggi rendahnya populasi hama
§ Predator (serangga/ hewan lain)
§ Parasitoid (serangga)
§ Pathogen (virus, cendawan, bakteri,
nematode)
§ Pesaing (intraspesifik,
interspesifik)
-
Berbagai cara pengendalian hama
o
Pengendalian
secara fisik : memanfaatkan faktor fisik yg dapat mempengaruhi
kehidupan serangga/ hama
§ Suhu
tinggi, suhu rendah, kelembaban, cahaya, suara
§ Pemanfaatan
cahaya matahari
§ Penggunaan
lampu perangkap/ light trap
§ Penggunaan
sinar radiasi u/ mensterilkan/ memandulkan serangga
o
Pengendalian
secara mekanik :mematikan langsung, menghalang-halangi,
menghalau serta mengumpulkan hama tanaman namun dalam areal yg luas memerlukan
biaya dan tenaga yg tidak sedikit
§ Pemusnahan
dengan tangan
§ Eksklusi
dgn menggunakan tabis/ halangan lain
§ Penggunaan
alat perangkap, alat penghisap/ alat pengoleksi
§ Melumatkan/
meremukkan hama
§ Penggunaan
perekat pada batang
§ Membungks
dan menyarungi buah”an
§ Menangkap
serangga dgn jarring
§ Gropyokan
: penangkapan tikus dgn beramai-ramai
§ Pengumpulan
telur dan larva
§ Pemangkasan
tanaman
§ Pembakaran
bekas gejala serangan
o
Pengendalian
secara biologi
§ Melindungi
dan mendorong kehidupan musuh alami
§ Introduksi,
pengembangbiakan dna peningkatan musuh alami secara buatan, kolonisasi atau
pelepasan parasitod dan predator yg spesifik
§ Membiakka
dan menyebarkan penyakit bakteri, cendawan dan virus yg spesifik serta
mikroorganisme lain yg patogenik dgn tujuan musuh alami (parasitoid, predator,
dan pathogen) mampu menekan hama tanaman
·
Parasitoid adalah serangga yg hidup menumpang
dalam/ pada serangga/ arthropoda lain (inang) dan akhirnya menyebabkan inang
tsb mati; salah satu faktor utama yg mengendalikan populasi serangga lain di
alam; Hymenoptera dan Diptera; memiliki ovipositor yg berkembang u/ meletakkan telur
pada/ dalam tubuh inangnya. Ciri’ : hidup sbg parasite pd/ dalam tubuh inang
hanaya selama masa pradewasa/ larva; imagonya hidup bebas yg hidup dari memakan
nectar, embun madu, air dan sedikit cairan inang; inangnya serangga jg; selama
perkembangannya tidak pernah pindah inang
·
Predator adalah hewan yg memangsa hewan lain u/
memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh mamalia, reptile, burung, amfibi, laba”,
dan serangga predator (Coleoptera-Coccinellidae dan Scarabidae,
Hemiptera-Reduviidae dan Pentatomidae, Diptera-Syrphidae,
Neuroptera-Chrysopidae, Hymenoptera-Vespidae, Mantodea-Mantidae). Laba” dan
serangga golongan utama yg menekan populasi hama tanaman. Ciri” : memangsa u/
memenuhi kebutuhan hidupnya, memenuhi siklus hidupna dibutuhkan lebih dari satu
mangsa, fase pradewasa dan dewasa u/ beberapa spesies memangsa jenis mangsa yg
sama, membunuh mangsa langsung dlm waktu yg cepat, umumnya bersifat polifag
meskipus ada beberapa yg spesifik. Yg jadi predator tungau yaitu tungau
predator (Acarina-Phytoseidae) dan serangga (Coleoptera-Coccinellidae). Yg jadi
predator tikus yaitu burung hantu dan ular
·
Pathogen adalah mikroorganisme penyebab sakit dan
mati serangga. Virus dan bakteri harus termakan o/ serangga, sedangkan cendawan
cukup dgn pelekatan pd kulit serangga
§ Teknik pengendalian
hayati
·
Inokulasi : teknik pelepasan musuh alami dlm
jumlah relative sedikit dgn harapan akan berkembangbiak dan menetap
·
Inundasi : musuh alami dilepas dalam jumlah besar
dgn harapan dapat menekan populasi hama dgn cepat
·
Konservasi : musuh alami yg sudah ada dibantu
perkembangannya dgn maksud u/ melestarikan musuh alami yg ada
§ Keuntungan
·
Selektif
·
Tanpa alat bantu pelepasan, kecuali u/ pathogen
·
Dapat menyebar dan menemukan sendiri inang/
mangsanya
·
Dapat hidup dan berkembangbiak sendiri
·
Hama lambat jadi resisten
§ Kelemahan
·
Berjalan lambat
·
Hasilnya tidak dapat diprediksi
·
Perhitungan ekonomi pada awalnya mahan
·
Perlu pengawasan pakar
o
Pengendalian secara kultur teknis
§ Bercocok tanam
dengan cara tertentu
§ Pengendalian
itu pd dasarnya mengubah pertanaman shg menjadi tidak/ kurang sesuai u/ tempat
bertahan hidup hama tanaman
§ Pengendalian
scr bercocok tanam dilakukan melalui pengelolaan lingkungan/ melalui praktek
budidaya
§ Ada beberapa
cara yg dapat dipraktekkan u/ mengendalikan hama ditinjau dari cara bercocok
tanam, antara lain pengolahan tanah, pemupukan, pergiliran tanaman, pengaturan
waktu tanam, pengelolaan air, penanaman campuran, dan penggunaan tanaman
perangkap
§ Sbg dasar
utama dalam pengendalian ini harus telah diketahui perilaku hama, habitatnya
dan tumbuhan yg disukai
o
Pengendalian dengan varietas tahan
§ Tanaman sbg
faktor makanan hama
§ Tanaman budidaya
yg digunakan tanaman resisten (varietas tanaman tahan hama)
§ Tanaman resisten
diperoleh melalui penelitian persilangan tanaman, pemuliaan tanaman, tanaman transgenic
§ Resistensi
tanaman merupakan sifat/ kumpulan sifat yg dapat diturunkan; sifat tanaman
tersebut mempengaruhi derajat kerusakan tanaman o/ suatu jenis serangga/ hama
(Painter …)
§ Dalam pertanian,
tanaman bersifat resisten apabila tanaman tersebut masih bisa dipanen walaupun
diserang hama pada suatu tingkat tertentu. Pada tingkat populasi tsb, tanaman
lain tidak dapat dipanen
§ Penggolongan
tanaman resisten bds mekanisme resistensi menurut painter
·
Non preferensi/ antixenosis : tanaman mempunyai
sifat tidak disukai o/ serangga hama sbg tempat hidup, tempat bertelur atau
tempat makan ( tanaman tidak dipilih)
·
Antibiosis : tanaman dipilih o/ serangga hama u/
tempat hidup, tempat bertelur atau tempat makan, tapi tanaman memberikan
pengaruh buruk pd pertumbuhan dan kelangsungan hidup serangga
·
Toleran : tanaman dipilih o/ serangga u/ tempat
hidupnya dan tanaman dapat mendukung hidup serangga hama, namun kerusakan
tanaman yg ditimbulkan tidak mengurangi hasil panen
o
Pengendalian secara genetic
§ Memanipulasi
komponen genetic
§ Pengendalian
dengan teknik jantan mandul/ steril (chemosterilant)
§ Tujuannya
melepaskan individu jantan steril yaitu menurunkan populasi hama sampai tingkat
yg rendah pada generasi berikutnya
§ Teknik jantan
steril menggunakan radiasi u/ mensterilkan serangga jantan
§ Syarat u/
pelepasan jantan mandul : serangga jantan mudah dikembangbiakan, jantan steril
harus dilepaskan pada ppulasi alamiah, prosedir sterilisasi tidak berpengaruh
thd kompetisi scr seksual, lebih ditujukan pada serangga yg betinanya hanya
sekali kawin, jantan steril dilepas ketika populasi di lapangan rendah
o
Pengendalain secara kimiawi
§ Pengendalian
dengan bahan kimia racun/ pestisida dan bahan jimia lainnya yg dapat melindungi
tanaman atau hasil tanaman dari gangguan hama
§ Bahan kimia
yg digunakan u/membunuh OPT disebut pestisida yg berasal dari kata pest=hama
dan cide=membunuh
§ Pesisida alah
suatu senyawa kimia atau bahan biologi yg digunakan o/ manusia u/ menekan
perkembangan dan pertumbuhan OPT
§ Pestisida
telah banyak digunakan selama lebih dari 40 tahun
§ Penggunaannya
sering terbentur pd masalah harga yg mahal, OPY yang resisten, hama sekunder
dan resurjensi hama, serta timbulnya efek samping pada organisme bukan sasaran
§ Insektisida
– serangga
·
Bds cara kerjanya
o
Racun fisik : minyak mineral berat, tepung
o
Racun protoplasmic : logam, asam
o
Racun perintang metabolic : racun napas (HCN, CO, rotenone),
racun perintang oksidasi (minyak wijen, piperonil, butoksida), racun perintang metabolic
(natrium fluorasetat)
o
Racun syaraf : antikolin esterase (fosfat organic),
racun syaraf (DDT, BHC)
·
Bds cara masuknya
o
Racun perut
o
Racun kontak
o
Fumigant (racun napas)
o
Racun sitemik (racun masuk melalui jaringan tanamn
terlebih dahulu)
o
Insektisida modern
·
Bds asal dna sifat kimianya
o
Insektisida orgnaik alami/ botanis (nikotin, rotenone,
dan piretrum
o
Insektisida sintetik anorganik (garam beracun
arsenat, senyawa merkuri, dna fluoride)
o
Insektisida sintetik organic (organokhlorin atau
hidrokarbon berkhlor, organofosfat, karbamat, piretroid, tiosianat, nitrofenol,
organofluorin)
·
Penamaan – nama umum (nama bahan aktif) dan nama
dagang (nama formulasi)
·
Formulasi adalah pencampuran bahan aktif (bahan
racun murni) insektisida/ pestisida lain dengan bahan campuran/ bahan
pembawanya
·
Formulasi dibuat o/ pabrik formulasi
·
Tujuan formulasi memudahkan penanganan dalam
menentukan konsentrasi insektisida yg diperlukan, penggunaan/ aplikasi
insektisida, penyimpanan, transportasi, dan memperbaiki keamanan lingkungan
·
Formulasi insektisida yg diperdagangkan berbentuk
padat (WP, SP, D, G), cair (EC, S), dan gas -> aerosol
·
Insektisida yg sudah diformulasi dapat diaplikasikan
langsung ataupun harus dilakukan pengenceran cairan formulasi menjadi cairan
aplikasi terlebih dahulu sebelum digunakan/ disemprotkan pada lahan
·
Aplikasi tergantung pada jenis serangga hama
sasaran, jenis tanaman , dan formulasi yg sesuai
·
Cara aplikasi : penghembusan, penyemprotan,
pengabutan, penaburan, fumigasi
·
Hal yg perlu diperhatikan : dosis, konsentrasi,
volume semprot, dan waktu pemberian yg tepat
·
Toksisitas ~ LD50.. semakin kecil nilai
LD50 makin beracun
§ Akarisida
– tungau
§ Rodentisida
– tikus
·
Zn3P2 zinc phosphide yang
bersifat berdaya bunuh tinggi, sangat beracun bg manusia dan hewan, berwarna
kehitaman, diaplikasikan dalam bentuk umpan dan bekerja dgn cepat sbg racut
akut
·
Kelemahannya brbau, perlu baha pembantu u/
melekatkan racun ke umpan, bila terlalu seirng digunakan tikus jadi jera,
sebelumnya memerlukan umpan pendahuluan
·
Yg lain bersifat antikoagulan yg menyebabkan
pendarahan di dalam dan penyumbatan pembuluh darah. Rodent ini bersifat
kerjanya lambat sbg racun kronis yg dapat diberikan beberapa kali, tidak
berasa, tidak berbau, langsung digunakan tanpa umpan, dan tidak menimbulkan
kejeraan pad tikus – contoh racumin, warfarin, tomorin, diphorin
·
Jenis rodent racun akut yg daya kerjanya
antikoagulan contohnya Klerat
·
Aplikasi di
sawah yaitu dengan meletakkan racun+umpan di pematang sawah/ di samping
pematang
§ Peraturan
ttg pestisida di Indonesia diatur dgn UU Pertanian No. 12 tahun 1992 mengenai
pelaksanaan pengendalain OPT diarahkan kepada PHT, UU RI No.7 tahun 1996
mengenai keamanan pangan, PP No.7 tahun 1973 mengenai peredaran penyimpanan dan
penggunaan pestisida, SK MenPer No. 280/Ktps/Um/1973 mengenai prosedur
permohonan pendaftaran dan ijin pestisida, SK MenPer No. 249/Kpts/Um/6/1973
mengenai syarat pembungkusan dan pemberian label pestisida, SK Menper No.
944/Kpts/TP270/11/1984 mengenai ijin memperdagangkan dan/atau memproduksi
pestisida, …
§ Di Indonesia
ijin penggunaan dan peredaran pestisida dikeluarkan o/ Menteri Pertanian,
setelah sebelumna bahan aktif pestisida tsb telah terdaftar pada bagian Komisi
Pestisida, Direktorat Jendral Pertanian, Departemen Pertanian
o
Pengendalian dengna peraturan perundang”an
§ Menerapkan
peraturan
§ Undang”
karantina hewan dan tumbuhan dgn tujuan menanggulangi masuknya/ menyebarnya
masalah ama dan penyakit tanaman, hewan, dan barang simpanan
§ Beberapa peraturan
: mencegah masuknya hama dari negara lain, meluasnya hama yg sudah ada dalam negeri
(karantina tumbuhan), mengharuskan pengendalian dgn salah satu cara yg elah
diketahui baik, mecegah pemalsuan pestisida , mengatur tata kerja pelaksana
pengendalian dan pemakaian pestisida (Komisi Pestisida)
o
Pengendalian hama terpadu (PHT) – pest management
§ latar
belakang : kegagalan pengendalian hama dgn cara lama karena timbulnya resistensi,
hama sekunder dan resurjensi; kepedulian lingkungan; kebijaksanaan pemerintah (GBHN,
Inpres No 3/1986, UU No 12/1992)
§ prinsip :
hama adalah komponen agroekosistem; analisis biaya/ manfaat dan manfaat/resiko;
toleransi tanaman thd kerusakan
§ pokok isi
Inpes no 3/1986 ttg PHT
·
pengembangan SDM pd tingkat paling bawah dan para
petugas lapangan melalui pelatihan PHT
·
kepedulian thd kelestarian lingkungan, termasuk
kesehatan manusia
·
pelarangan penggunaan 57 jenis formulasi pestisida
yg dapat menimbulkan resurjensi hama
§ isi UU no
12/ 1992 ttg budidaya tanaman
·
perlindungan tanaman dilaksanakan dengan system PHT
·
pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi tanggung
jawab masyarakat dan pemerintah
§ PHT
semula diberi batasan sbg pengendalian yg memadukan pengendlian biologi dan
kimiawi. Kimiawi hanya dilakukan bila diperlukan dgn tidak mengganggu faktor
pengatur lingkungan yg berguna
§ PHT adalh
suatu pengelolaan hama yg menggunakan berbagai cara pengendalian yg dipadukan
scr harmonis dan sesuai u/ mengurangi populasi hama dalam batas yg tidak
merusak scr ekonomis
§ Pengelolaan
hama : pemilihan dan penggunaan cara pengendalian yg bijak yg menjamin keadaan
yg baik dari segi ekologi, ekonomi, dan social. Dalam usaha pertanian, ini
menjamin pertanian yg kuat dan lingkungan hidup yg sehat. Dalam kegiatan
pengendalian, trmasuk monitor populasi hama dan penggunaan pestisida yg bijak
§ PHT
diibaratkan sebuah ruma dgn 4 soko guru yg merupakan komponen dasar PHT, dan
atapnya yg merupakan cara” pengendalian yg dapat dipilih u/ dikombinasikan
§ Sasaran PHT
·
Hasil panen tinggi dan stabil
·
Keuntungan yg diperoleh petani lebih besar
·
Mengurangi ketergantungan petani pd pestisida
·
Gangguan hama tetap berada pd tingkat yg tidak
merugikan
§ Paradigm PHT
·
Memahami agroekosistem
·
Memaksimalkan pengendaian scr alami dan kultur
teknis
·
Pestisida hanya bila dibutuhkan
§ Dalam
perjalannya, penerapan PHT lebih didominasi o/ tujuan optimasi penggunaan
pestisida melalui kegiatan pemantauan dan AE sbg acuan pengambilan keputusan
pengendalian
§ Strategi PHT
·
Preventif : tindakan pengendalian yg dilakukan
sebelum terlihat adanya hama/ kerusakan tanaman ~ preemtif
·
Kuratif ; tindakan yg dilakukan segera setelah
terlihat adanya hama/ kerusakan ~ responsif